Minggu, 03 Agustus 2014

Otobiografi



Si Miskin dengan Mimpi Besarnya
OTOBIOGRAFI
created by Nita Nur Yutdiana
Mungkin itu yang bisa disebut untuk orang seperti aku yang mengharapakan suatu kesempurnaan kehidupan. Keserakahanku untuk berdiri memutar roda yang semula menindas kehidupanku untuk menjadi roda yang menggulingkanku pada kesuksesan.
Aku ingin apa yang setiap orangtuaku ucap untuk mereka miliki, dapat aku penuhi. Tapi aku bukanlah lebih dari orang kecil yang hanya punya mimpi untuk semua itu. Diangka 17 ini mungkin bisa dibilang tak ada setitik senyum yang aku berikan untuk mereka. Karena aku hanya bisa memberikan keletihan baginya untukknya berjuang memberiku kehidupan yang lebih baik.
Mereka mengharapkan aku dapat bahagia layaknya orang lain yang dengan mudahnya tersenyum dengan semua yang mereka miliki. Begitu pula orangtuaku, ia menginginkanku bisa bahagia seperti lainnya meskipun mereka tak bisa tersenyum selama seharian hanya untuk bersusah payah demi menciptakan senyumanku.
Meskipun ada catatan buruk pada latar belakang orangtuaku, tapi mereka berusaha tak mencontekkan itu pada aku anak sulungnya. Dan aku berusaha sebisa aku hingga saat ini memberinya sedikit pengusap keringat dengan sedikit kedewasaanku. Mungkin hanya lubang kecil yang bisa memberinya sedikit nafas, tapi karena kita mampu bersyukur aku dengan adikku mampu tersenyum dalam kesederhanaan ini J
Sedikit tentang gimana aku tumbuh, dulu aku memang bukan lahir dari keluarga yang ada. Hanya kesederhanaan yang ada sampai detik ini. Selama lebih hingga aku berumur 10 tahun, aku tumbuh dari kehidupan ibuku. Karena saat itu entah apa yang terjadi ayahku pergi. Sampai detik ini aku masih belum megetahui apa alasan mereka menyembunyikan hal dalam 10 tahun pertumbuhanku itu. Semasaku itu aku sama sekali tidak mengenal seorang ayah termasuk laki yang bisa disebut kepala keluarga itu. Entah karena apa, apa mungkin karena perilaku ayahku yang belum bisa berubah dari kebiasaan burukknya itu atau kenapa. Yang pasti aku tak terlalu berharap lebih dalam usiaku saat itu tentang seorang ayah.
Mungkin banyak yang menaruh kasian kepadaku karena statusku saat itu hingga banyak simpati ddatang dari keluargaku terutama orang terdekatku. Aku yang saat itu seolah tak menghiraukan seperti apa ayahku dan sampai kapan aku harus seperti ini. Tak sama sekali ada airmata keluar saat beliau tak ada dikehidupanku.
Dan dengan waktu tiba2 ada seorang pria paruh baya datang kerumah, aku tak mengira lelaki dengan penampilan seperti itu ternyata adalah ayahku. Awal aku menatap wajahnya bukan senyum yang aku berikan tapi airmata yang seolah tak mau menerima kedatangannya secara mengejutkan itu.
Aku saat itu tak yakin apa itu benar seorang ayah untukku atau hanya tipuan saja. Hari demi hari kulalui dengannya, hingga suatu saat pria itu membuat masalah dengan keluargaku. Aku tak tau kenapa masalah itu ada dan ternyata permasalahan itu sudah ada sejak aku lahir. Aku semakin tak tau jalan fikiran keluarga ini. Apa mereka berniat membohongiku hingga usiaku saat itu atau seperti apa. Aku hanya bisa diam dan berusaha menerima apa yang terjadi padaku saat itu.
Mungkin Tuhan tau yang terbaik untukku, hingga suatu saat aku mulai mempermaslahkan statusku dikeluarga itu. Mungkin sangat tak pantas bagiku, semua sayang denganku tapi aku butuh kepastian mengenai siapa sebenarnya diriku. Sampai detik ini aku masih tak tau apa yang sebenarnya disembunyikan keluargaku padaku.
Hingga suatu ketika aku tak sengaja melihat tahun yang tercantum dijanji suciibu dan ayahku, dan itu tak menunjukkan tanggal yang sama denga tahun lahirku. Semakin mengherankan lagi, nama ayahku tak tercantum dalama akta kelahiranku. Aku yang saat itu menginjak dewasa berupaya mencari siapa aku, meski tak kuberitaau ibu dan ayahku tapi aku mau aku punya status yang benar.
Tak terkecuali dengan bagaimana kesehaianku dulu tanpa seorang lelaki pemimpin keluarga. Aku dibesarkan oleh dua wanita perkas yaitu nenek dan ibuku. Mereka senantiasa sabar menghadapiku, aku yang bisa dibilang penurut waktu itu tak terlalu menyusahkan mereka. Dan saat itu meski hanya kami bertiga dalam satu rumah tapi tak pernah ada tangis yang keluar dimata ibuku. Aku sangat merindukan suasana saat itu. Tapi itu 7 tahun lalu, sekarang semua sudah berbeda.
Mungkin Tuhan mempunyai kejutan untukku dimasa kedepan. Selama 7 tahun terakhir ini aku hidup dengan keluarga utuh dimana ada ayah dan ibu disampingku. Meski tak seutuh kenyataanya, aku berusaha mensyukuri semuanya. Karena hanya dengan cara itu aku mampu hidup hingga saat ini.
Aku berusaha menganggapnya orangtua yang ada selama 17 tahun umurku ini, meski sebenarnya baru 7 tahun lalu ia kembali dikehidupanku secara misterius. Mungkin secara tidak langsung aku bisa dibilang tertipu oleh keluargaku sendiri tapi tak apalah, aku tetap mengucap syukur karena beliau datang dengan tanggungjawabnya sebagai  seoranga ayah.
Dan selama 4 tahun terakhir ini, ada 1 anak lelaki yang menjadi penggantiku kelak menjaga ibu ketika aku pergi untuk sementara dari keluarga ini. Bukan untuk menyesali atau menghilang dari keluarga yang telah membesarkanku hingga saat ini, tapi aku ingin melunasi cucuran keringat yang tlah keluar dari kerjakeras kedua orangtuaku.
Hingga suatu saat aku mulai sadar bahwa  : Apa yang bisa aku beri pada mereka hingga akhir ini? ; sama sekali tak ada ;
Fikiranku tertuju kesuatu motivasi hidupku, Aku hidup didunia ini tak lebih hanya untuk membahagiakan orangtuaku dan menuntunnya pada Tuhannya J motivasi yang sampai saat ini aku pegang dan sampai detik ini juga ak belum bisa membuktikkanpada mereka jika aku bisa lakukan itu. Mungkin ada penyesalan karena suatu kegagalan tapi aku yakin aku bisa mengubah semuanya.
Dari keluarga tak mampu yang bisa dibilang dalam satu kampung ini yang tak mempunyai rumah sendiri adalah keluargaku tapi aku bisa mengubah semua kata2 itu menjadi Aku akan menjadi keluarga dengan rumah dan kesuksesan nomor 2 dikampungku. Itu yang diinginkan orangtuaku yang barusaja terucapa dalam 2 hari terakhir ini.
Karena aku dan ibukku sering melihat tayangan motivasi, maka sempat ibukku mengatakan “Nah, kamu harus jadi sepeti itu. Hari orang yang tak mempunyai rumah dikampung ini menjadi orang yang bisa membangun rumah setidaknya secara visual terbaik nomor 2 dikampung dan bisa menyekolahkan adikmu ini”
Keinginan pertama yang terucap dari mulut ibuku selama 17 tahun umurku ini. Mungkin itu hal yang membuat orang tertawa kare keinginan ibuku yang terlalu tinggi, mungkinorang lain menggapnya hanya igo.an ibuku saja tapi untuk aku itu semua adalah DO’A. Dimana awal doa ibu yang akan menuntunku mengbulkan perkataan itu
Dan detik dimulainya ucapan ibuku itu keluar dari mulutnya, aku berkata dalam hati ::Tuhan, aamiinilah setiap keinginan ibuku. Lancarkanlah jalanku menuju kebahagiaan demi ibuku. Apapun akan aku perjuangkan deminya::
Dan mulai detik itu juga, nafas ini akan aku khususkan untuknya, Semoga apa yang kuperbuat kedepan membuktikan kebanarannya. TerimakasihJ

Jumat, 01 Agustus 2014

CERPEN



How about love and friends
Created by NITA NUR YUTDIANA

Liku-Liku Asmara antara 1 pria dengan 2 wanita yang saling mempunyai rasa melebihi sahabat diantaranya. Drian Pratama yang akrab dipanggil Drey merupakan mahasiswa fakultas ilmu hukum UNJ, sosok lelaki yang memiliki hati dingin berhadapan dengan 2 wanita anggun Mahasiswi fakultas iptek UNJ. Mereka sudah menjadi sahabat karib semenjak ayah dan ibu mereka menjadi korban kerusuhan UNSAKTI beberapa tahun silam. Ketiga remaja ini, hidup dan besar dengan perjuangan mereka yang mungkin tak semudah kita berkata,...
--<>--

Suara kemacetan Jakarta yang tak asing lagi didengar tiap jam pulang kerja, Senja. Langit Jakarta yang bertabur bintang tak lengkap jika tak disuguhi dengan jejalan kendaraan umum atau pribadi para penghuni Ibukota tersebut. Gerumunan kendaraan saling berebut posisi untuk mendapatkan jalan cepat menuju tempat tujuannya. Begitu pula dengan Riska yang setiap jam pulang kampus ia slalu stay di halte Busway TransJakarta. Berdesekan, berjejalan, saling dorong tak membuatnya hengkang untuk tak menaiki Angkutan Umum Pemprov DKI Jakarta tersebut.
“Maaf mbak, numpang tanya. Kalau mau ke Pasar Senen lewat mana ya?” ucap wanita separuh baya.
“Oh, ibuk tinggal ambil Busway tujuan pasar senin saja. Nanti trurun di halte dekat Pasar Senen.”Jawab Icha lembut
            Suara klakson mobil dan kendaraan lain menemani Icha duduk sembari menunggu busway tujuan rumahnya. 7 Menit berlalu,...
“Dimohon Persiapan diri untuk para penumpang tujuan Rangkas Bitung” suara petugas halte busway.
Karena Icha menggunakan headphone, jadinya ia tak mendengar informasi tersebut. Bukannya segera bersiap tapi ia tetap saja duduk diam menikmati lantunan musik jazz yang keluar dari headphone warna biru kesukaanya itu. Busway 2 gerbong itu sudah datang, dengan sigap ia langsung masuk ke bus transjakarta tsb. Aneh bin lucu, itu bisa dikatakan untuk seorang Icha. Kesannya yang acuh tak acuh tak membuat dirinya salah tingkah. Ia sudah tau tepat jam kedatangan busway langganannya itu. Mungkin karen lebih dari 2 tahun ia slalu setia menaiki angkutan umum. Alasan kenapa ia memilih angkutan umum, karen ongkosnya yang relatif irit dan waktunya yang efisien buat bolakbalik rumah sama kampus. Cewek kelahiran Jakarta 21 Mei 1992 itu gak pernah ngeluh masalah transportasi, ia udah menganggap syukur karna ia bisa naik buasway tanpa perlu berdesakan membiak kemacetan ibukota.
“Assalamualaikum,” salam Icha
“Icha pulang nih, Tante masaka apa? Icha udah laper banget, nih cacingnya udah pada bentrokan.” Teriak Icha sambil menggoda Tante Dira.
Tante Dira yang sedang didapur mempersiapkan makan malam membalas teriakan Dira dengan gurauan, “Tante gak masak, kamu jajan keluar aja ya,” Ucap iseng tante Dira.
“Ah, Tante..., “sahutnya
Dengan tangan yang penuh membawa piring berisikan menu makan malam itu, Tante Dira keluar dari Dapur sambil tertawa mengenjek Icha yang sudah lesu karna seharian ia belum makan, bahkan ia hanya sempat sarapan roti tadi pagi.
“yeeyy, tante sukanya bohong ah sama Icha. Bikin nih perut makin keroncongan aja.” Gumam Icha sambil meletakkan tas dan buku bawaannya diatas meja kamarnya.
Tante Dira adalah satu-satunya keluarga Icha yang berada diKota itu. Kedua orangtuanya meninggalkannya ketika ia duduk dibangku Sekolah Dasar. Waktu itu Icha tak tau apa yang sebenarnya terjadi, yang ia ingat hanya sosok lelaki besar yang menyeret paksa ibunya dan ia keluar rumah. Kemuadian ayah Icha mengelak dan ia tertembak, Ibu Icha pun terkena lemparan kayu yang membuatnya tak sadar hingga 2 minggu dan akhirnya Ia harus menerima kenyataan bahwa Icha harus merelakan kedua orangtuanya.
Tok..Tok.. Eh, itu Om dateng. Tolong bukain pintunya Icha,” suruh Tante Dira.
“Wih, Om udah pulang jam segini, gak lembur om?” tanya Icha.
“Hari ini om pulang cepat karna kerjaan udah slesai, dan ini om bawa kue dari Bos tadi,” Jawab Om Roy sambil menenteng 2 kantong kue.
Om Roy dan Tante Dira ialah orangtua yang sudah merawat Icha semenjak aku ditinggal oleh kedua orangtuanya. Mereka sangat sayang kepada Icha, Icha sudah mereka anggap sebagai anak sendiri.
“Mas sini makan dulu,”ajak Tante Dira pada Suaminya
“Icha gimana tes kamu hari ini? Lancarkan? Dosennya killer gak?” kepo sang tante. “Hehe, alhamdulillah Lancar. Dosennya cowok sih, tapi gak killer ganteng malahan. Masih muda pula tante J,”jawab Icha sambil memegang sendok berisi sesuap nasi dengan lauk ikan kesukaannya.
Suasana makan malah keluarga kecil yang sederhana namun terkesan mewah karena ini jarang sekali. Biasanya Om Roy pulang malam saat Icha sudah tertidur lelap.
Seperti biasa, Jika makan sudah selesai. Icha bergegas membereskan meja makan dan menuju dapur untuk mencuci piring. Bukan hal yang tabu untuk Icha. Karena sejak kecil Icha sudah diajari untuk mandiri oleh almarhum orangtuanya. Tante Dira dan Om Roy memang sudah hampir 5 tahun menikah tetapi mereka belum memiliki anak. Karena kesibukan Om Roy pada pekerjaannya sebagai Manager Perusahaan Jasa Wilayah Tebet.
--<>--
“Drey,.. Bangun, ini sudah jam berapa. Bukannya kamu ada tes hari ini?” Teriak Oma Yun.
“Tumben sekali Drey kamu baru bangun? Biasnya kamu sudah bangun subuh2? “ Gumam heran Oma Yun.
Tak seperti biasanya, Drey yang disiplin bangun pagi2 tapi kini ia telat bangun. Padahal hari itu Drey ada Tes wawancara laporan semt 4. Dengan berburu-buru Drey lalu mengambil handuk dan memasuki kamar mandi disamping dapur. Oma Yun, Oma Drey yang telah merawatnya semenjak Ia bayi hingga dewasa ini menggelengkan kepala. Ia heran, tak bisanya Cucunya itu bangun terlambat. Mungkin ia terlalu lelah karna semalaman lembur mengerjakan laporan Tugas Akhir Semt 4
“Drey, jangan lupa bekal sarapannya. Oma letakkan dimeja kamarmu,” ujar sang Oma.
“Iya Oma. Ohya nanti Drey agak pulang terlambat karena nanti Drey harus observasi Sistem Hukum dasar daerah terbelakang. Mungkin agak malam oma, “teriak Drey sambil mengikat tali sepatunya.
Dengan terburu2, drey mengambil bukunya dan bersegera pamit untuk pergi ke Kampus. Tak sadar, motor Drey masih dibengkel karena kemarin Drey sempat terjatuh ketika pulang kuliah. Tanpa fikir panjang Drey mengambil sepeda semasanya SMA, karena tak ada cara lain. Jika ia harus menaiki angkutan umum, waktunya tentu tak akan cukup.
“Tuhan, semoga saja gerbangnya belum ditutup. Aku tak ingin tesku hari ini gagal dan aku harus mengulangnya tahun depan.” Gumam Drey dalam batin.
Karena lamunanya ditengah jalan Ibukota, tak sengaja ia mencipratkan air kubangan pada pejalan kaki disisi kiri jalan.
“Hey, kalau naik sepeda hati-hati dong. Liat gak sih kalau ada orang.” Teriak kesal wanita berkacama dengan rambut panjang ikalnya.
Dengan segera, Drey berbalik arah menuju perempuan yang tak sengaja terkena air cipratan tsb.
“Maaf mbak, saya tidak sengaja. Saya keburu-buru untuk pergi kekampus.” Kata Drey sambil menundukkan kepalanya.
“Drey?,” tanya perempuan sambil menatap Drey heran.
            Perlahan Drey mengangkat wajahnya dan melihat perempuan tsb, Dan ternyata dia adalah Soffi. “Drey, kamu mau kemana? Sepertinya kamu teburu-buru sekali?,” tanya Soffi
            “Maaf sof, aku mau kekampus. Hari ini ada tes wawancara laporan, dan aku harus segera kekampus.” Jawab Drey dengan nafas terengah-engah.
            “Drey, kemana motor kamu? Tumben kamu pergi kekampus naik sepeda?,” tanya Soffi.
            “Motorku masih dibengkel, dan aku haru segera pergi kekampus. Karena gak ada cara lain makannya aku pakek sepeda ini.” Jawab Drey
            “Yasudah sana, nanti kamu kena marah sama Dosen kamu loh,”ujar Soffi menyuruh Drey untuk bersegera pergi kekampusnya.
            “Tapi sebelumnya maaf Sof, baju kamu jadi kotor.” Pinta maaf Drey pada Soffi.
“Iya gapapa, hati-hati ya J,” ucap Soffi sambil mengibas-ibas pakaiannya yang kotor terkena air kubangan sisa hujan semalam.
            Soffi dan Drey sudah lama mengenal saat keduanya ada pada satu kompleks perumahan diujung kota Jakarta. Ia sudah bersahabat lama dan masih bertaha hingga saat ini. Keduanya merasa lebih dekat karena mereka berada pada satu kampus yang sama. Meskipun sekarang Drey tak tinggal di perumahan tsb tapi tak putus hubungan diantara keduanya.

,..Kualitas persahabatan tak diukur dari kapan memulai dan sampai kapan itu terjalin. Semua bisa terjaga karena suatu pengertian antara mereka yang menjalankannya, saling mempercayai dan jujur meskipun tak semua kejujuran berbuah manis. Tetap saja, hal baik yang terjalin akan lebih awet dibanding hal buruk yang sengaja ditutupi untuk mencari kebaikan oranglain,..
...
“Drey silahkan maju kedepan ,” panggil Pak Darsono (Dosen FKIP Hukum)
“Silahkan mulai, presentasikan tugas kemarin laula saya akan memberi beberapa pertanyaan untukmu,” ujarnya lagi
            Pak Darsono, guru killer satu kampus itu kalau menurut Drey. Setiap kali ada tugas dari beliau entah tugas Umum atau Mandiri pasti ada saja hambatan untuk Drey mengerjakannya. Mungkin karena Drey sudah mengjudges Dosennya seperti itu jadi apapun yang dilakukan Drey pasti ada halangrintangnya.
            “Baik pak, “ jawab Drey dan Ia memulai mempresentasikan tugas yang semalam ia lembur. Hasilnya mungkin cukup lumayan memuaskan karena Drey sudah mempersiapkan tuga situ seminggu yang lalu. Ia berusaha mengubah pandangannya bahwa tugas dari Pak Dar itu mudah.
20 Menit berlalu,..
            “Drey, hasil presentasi kamu hari ini cukup memuaskan. Dan ini tugas observasi kamu yang harus kamu selesaikan 2 minggu kedepan. Tidak ada perpanjangan waktu, tapi saya fikir kamu bisa mnegerjakan hal semudah itu dalam waktu singkat,” kata Dosen Killer tsb.
“Iya Pak, Terimakasih sebelumnya. Saya usahakan untuk segera menyelesaikan tugas ini,” jawabnya dengan sedikit menghela nafas. Drey masih belum yakin jika ia bisa menuntaskan tugas itu hanya dalam waktu sesingkat itu. Meski kata Pak Dar aku bisa tapi aku harus membagi waktu dengan tugas lainnya.
Semester ini bisa jadi semester yang cukup melelahkan baginya. Drey harus melakukan Praktek Magang bulan depan sekaligus tugas lain yang masih menumpuk.
“Huft, Dosennya bener-bener gabisa toleransi sama muridnya. Ngira-ngira aja deh kalau ngasih tugas. Masak segini banyak suruh nyelesaian waktu 2 minggu.” Gumamnya lirih sambil berjalan membuka buku dipinggir taman kampus.
Gubrak,.. tong sampah yang tak bersalah pun ditabraknya. “haha...Hey Drey, kau ini kenapa? Kenapa kau bisa sampai menabrak tong sampah? Kurang kerjaan kau ini,” ejek teman-temannya yang sedang duduk di samping jalan sepetak taman kampus.
Kelakuan Drey memang kadang aneh, hanya masalah tugas saja rasanya itu ia seperti kehilangan semangat hidup. Karena ia tipe orang yang tak pernah menyepelekan apapun tugas kampusnya. Semua ia fikirkan dengan matang-matang.
“Doorrr,..” kaget Icha
“Ciye yang lagi seneng, habis diwawancara sama Dosen kesayangan :p haha,”
Drey sempat terkejut sama Icha yang tiba-tiba nongol dihadapannya,”apasih lu Ca, sejak kapan Pak Dar jadi dosen kesayangan? :3,” jelasnya dengan nada sedikit nyolot.
            “Semenjak kamu jadi mahasiswa ipk tertinggi dikelasnya,” ujar Icha sambil meledek Drey.
            Suasana siang yang cerah dilengkapi dengan jajaran pohon yang menari dengan gemulainya. Icha dan Drey nampaknya hanyut dalam suasana keceriaan, kedatangan Icha menciptakan senyum dilekik pipi Drey. Layaknya 2 sejoli yang sedang asyik berduaan ditaman.
            “Icha...?? J nanti aku tunggu kamu diRestoran biasanya ya? “sapa lelaki berparas tampan dengan penampilan keren. Dia itu pacar Icha, mereka lumayan lama berhubungan. Icha memang perempuan yang cantik dan lucu. Maka tak heran jika dia banyak yang naksir. Tapi dia lebih memilih Gansa sebagai teman hatinya.
            “eh, tapi nanti aku buru2 buat anterin tanteku ke Mall. Gimana kalau besok aja? “ sanggahnya dengan ekspresi muka cemberut tapi lucu.
            “yaudah, lain kali kalau emang sama-sama gak sibuk kita jalan ya J,” balas Gansa dengan nada lembut. “ kalau begitu aku duluan ya,” pamit Gansa dengan mencium kening Icha. Sikap perhatian Gansa ke Icha ini memang bukan yang pertama kalinya, sudah hampir satu tahun mereka menjalih hubungan, dan tak ada msalah serius yang menganggu jalinan kasih mereka berdua. Wah,.. bikin ngiri aja :3
Hari mulai menyembuntuikan terangnya, dan itu saat dimana Icha harus pulang. Ketika Icha berjalan menuju halte langganan tempat ia mengantri busway disitu ia melihat laki-laki mirip Gansa yang duduk dengan perempuan dan entah siapa.
            “Apa mungkin itu Gansa, tapi dengan siapa ia direstoran itu?,”gumamnya dalam renungan. Kemudian ia melanjutkan langkah kaki dan duduk menunggu busway jemputannya itu datang. Tak lama busway itu tibadan ia bergegas masuk, didalam busway Icha kembali memikirkan apakah pria tadi itu Gansa, lalu perempuan tadi itu siapa? Pertanyaan yang terus menghantui Icha hingga ia lupa bahwa halte dekat rumahnya sudah terlewati dan ia terpaksa harus turun dihalte berikutnya.
            “Ah, aku harus jalan kaki malam2 begini. Kenapa aku juga bisa kelewatan sih,” gerutu Icha dalam langkah kakinya menuju rumah, yang nampaknya ia akan melalui rumah Gansa.
Secara tak sengaja Icha bertemu dengan Soffi didekat rumah Gansa,”Hay Icha kenapa kamu berjalan sendirian? Kamu habisa darimana ca?,” sapa Soffi yang melihat Icha jalan sendirian seperti orang hilang dipetang itu.
Icha yang tadinya jalan tanpa pandangan pasti terbangun dari lamunannya itu,”Emt, Eh Soffi iya ada apa? Kamu ko  bisa disini?,”tanya balik Ichapada Soffi.
            “Loh ko malah balik nanya? Aku tadi habis nyelesaian tugas Grafis Ilmiah. Kamu tumben jam segini keluar sendirian?,” jawab Soffi sambil terheran dengan sifat aneh Icha.
            “ Gak ko, aku tadi kelewatan halte bus. Harusnya aku turun Dikoridor 4 malah jadi dihalte itu (telunjuknya mengarah pada halte yang tepat berada di lokasi dekat perumahan Gansa “ jawab Icha.
--<>--
...,Mentari pagi sudah menampakkan senyumnya dan itu pertanda awal keceriaan baru akan menghiasi kegelisahan semalam dan megubahnya menjadi keberkahan,..

“Pagi pak, maaf pak menganggu bapak pagi2. Saya hanya ingin mengantarkan tugas Akhir saya pak,” ucap Soffi pada Dosennya tsb
“Iya silahkan masuk, letakkan saja diatas meja nanti jika sudah selesai akan saya kabari bagaimana hasilnya,” jawab Dosen keren namun usianya sudah seperti kakeknya
Dilobi kampus, Drey dan Icha asyik mengobrol. Mereka masuk siang tapi mereka sengaja datang untuk berkumpul dengan sahabatnya. Lalu Soffi datang dan mereka bertiga mengobrol dengan dilengkapi kue kecil dan camilan khas mereka bertiga. Mereka saling curhat tentang kegiatan kampus. Dan saling ejek-ejekan saat cerita tentang pacar. Karena diantara mereka bertiga yang gak punya pacar itu Soffi.
            Drey punya pacar dan pacarnya berada dikampus lain luar Jakarta jadi ia hanya bisa komunikasi lewat seluler dan jika bertemu mungkin hanya 3 bulan sekali.
            “Sof, kamu cari cowok dong. Biar kamu kemana2 gak sendirian,” tanya iseng Drey.
“Ah, kalian ini paling jago kalau suruh memojokkan aku. Aku tuh sudah punya target tapi sayangnya ia temen dekat jadi aku gaberani buat bertindak lebih jauh,” curhat Soffi pada kedua temannya itu.
“ besok kan 2 minggu lagi libur semester, kita muncak yuk,” celetuk Icha ditengah gurauan mereka.
“wah ide keren tuh, kayaknya bakalan seru. Gimana Soffi? Ayolah ikut J,” ujar Drey
“ yaelah kalian enak sama pacar kalian, nah aku trus sama siapa?,” jawab gurau si Soffi sambil mengunyah permen karet (camilan kesukaannya)
Curhatan mereka akhirnya menjurus pada tujuan mereka untuk berlibur pada liburan akhir semester minggu depan. Mereka berencana akan melakukan liburan di Bogor selama 3 hari. Hal yang cukup menarik, karena mungkin itu yang bisa menjadi salah satu penguat kesolitan mereka dalam bersahabat.
2 minggu berlalu dan Liburan akhir semester tlah didepan mata,.. biasanya perempuan itu suka ribut kalau mau bepergian. Tapi kali ini kedua perempuan itu sama sekali gk ribet.
            “Icha buruan,... itu sudah ditunggu Drey sama temen2nya,” teriak Tante Icha yang sibuk meyiapakan bekal makanan untuk Icha dan teman2nya.
            Icha dengan sigap lalu berlari dan mencium tangan tantenya lalu bergegas menuju mobil yang akan mereka tumpangi.”Icha hati-hati ya, kalau ada apa2 kabarin tante,” pesan singkat tante pada Icha.
            “Iya siap Tante, Icha pamit dulu ya. Assalamualaikum,” jawabnya
Perjalanan ke Puncak memang cukup lama, Dimobil itu mereka sudah didampingi dengan pemandu wisata Namanya Pak Iyok. Drey ternyata mengajak pacarnya yang jarang ketemu.
            “Hay Rin, kamu juga ikutan?,” sapa Icha pada pacar Drey tersebut.
Perempuan berjilbab dengan paras manisnya itu menunjukkan senyumnya pada Icha,” Iya Icha, kemarin Drey kasih kabar dan kebetulan lagi luang jadi aku ikut kalian deh,” jawab Ririn kekasih Drey yang sudah hampir 2,5 Tahun berpacaran.
            “Ciye, bu Dosen diem aja nih. Kenapa Bu? Ko bete? Kan kita mau liburan J,” celoteh Icha pada Soffi sahabatnya itu yang duduk didepan dekat Pak Iyok.
            “Apaan sih lo ca, lagi menikmati suasana nih,” sahut Soffi
“Oh kirain lagi ngegalau gara2 gak ada pasangan,” celetuk iseng Drey. “Yee, ya enggaklah. Yang penting happy. Kan belum tentu punya pacar kayak kalian bisa bahagia :p,” ujarnya
Nampaknya lamanya perjalanan ke puncak membuat mereka berlima tertidur pulas. Hanya ada suara mesin mobil yang mulai panas. Hari kian gelap, sebentar lagi puncak akan terlampaui. Tapi harus sabar memang perjalanan ke puncak membutuhkan waktu yang lama karen kepadatan warga yang berbondong-bondong untuk berlibur ke puncak.
five hours later,..
Udara dingin puncak mulai terasa, Gansa terbangun dan membenahkan posisi tidur Icha yang sembrawut. Lalu iya duduk memandangi indahnya suasana di kota Bogor tersebut.
            “Pak masih lama ya sampainya?,”tanya Gansa pada Pak Iyok yang masih betah duduk menyetir mobil Range Rover tsb.
“Mungkin 15 menit lagi kita sampai dek,” jawab Pak Iyok
...
Sesampainya diPenginapan,..
Mereka membereskan kamar mereka masing2. Icha tidur dengan Ririn dan soffi sedangkan kamar yang berjarak 20 meter dari kamar mereka ditempati oleh Drey dan Gansa.
Liburan mereka tak lengkap jika tak jalan2 keliling kota bogor. Malam itu Gansa mengajak Icha keluar ditaman dan yang paling romantisnya Gansa menyanyikan lagu untuk Icha. Mereka berdua larut dalam keindahan malam dikota itu. Sedangkan pasangan kedua yaitu Drey dan Rin nampaknya gak terlalu bisa romatis kayak Icha sama Gansa. Rin sibuk dengan bukubacaannya sedangkan Drey sibuk ngobrol sama Soffi.
“Drey, pacarnya sendirian tuh. Temenin sana kasian tau :p,” usil Icha pada Drey
Drey yang terlalu asik mengobrol dengan Soffi tak terlalu menghiraukan celotehan Icha. Ia malah makin asyik saja ngobrol dengan Soffi. Malam yang cukup cerah dikota itu nampaknya tak secerah hati Rin. Ia menaruh muka asam pada Soffi, ia memilih tidur duluan dimalam itu.
“Sof, udaranya enak ya. Gak kayak dikota. Behh parah dah, banyak polusinya,” ujar Drey
“Iya Drey, rasanya semua penat tuh ilang. Gak kefikiran tugas kuliah,” jawab Soffi
Ptok,..Ptok,...kkuukuuuruuyuuukk
Suara cempreng ayam mulai mengusik pagi mereka. Rin yang sudah bangun duluan, dengan sibuk mempersiapkan sarapan untuk mereka berlima. Kemuadian disusul dengan Drey,
”Selamat pagi Cinta J,” salam hangat Drey untuk sang pacar.
Tapi nampaknya Rin tak menjawab salam Drey tersebut. Mungkin karna ia tak mendengar atau memang ia masih marah dengan Drey karena kejadian semalam. Mungkin sih,...Jadi remaja itu emang susah dijalani :D
Tanpa pamit, Drey langsung meninggalkan Rin dan naik untuk membangunkan teman2nya yang masih terlelap tidur. Dan mereka menikmati sarapan bersama-sama. Menunya sih cuman roti lapis bakar tapi nampaknya mereka tetap menikmati itu semua. Yang paling penting kebersamaan masih kental diantara mereka.
“Hari pertama nih, ada yang punya ide buat hangout?,” celetuk Icha disela2 sarapan
“Aku punya usul, gimana kalau kita ke SariAter aja. Yah lumayan jauh tapi sekalian kita mendekatkan diri dengan budaya leluhur kita,” usul Soffi yang duduk berdampingan dengan Rin.
“Kalian pergi aja ya, aku gak ikut. Aku jaga rumah aja soalnya aku mau nyelesain tugas kuliah,” ucap Rin
“Loh kok gitu sih Rin, gak seru dong. Ayolah ikut aja, kita kan kesini tujuannya buat refresing. Gausah mikir tugas kuliah dulu lah,” bujuk Icha
Akhirnya Rin memutuskan untuk ikut dan mereka pergi bersama, disepenjang perjalanan Rinsibuk dengan gadgetnya sedang Drey diam saja. Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka? Apa mungkin mereka berantem? Tapi karena apa? Bukannya kemarin mereka akur2 aja.
Pertanyaan itu muncul dibenak Soffi, ia merasa ada yang berbeda denga Drey dan Rin.
”Apa mungkin Rin marah denganku karena kejadian semalam?,” gumam Soffi dalam hati.

Cinta itu memang sulit ditebak, tapi biarlah 2 inasan itu yang selesaikan apa yang sedang terjadi pada mereka. Mungkin itu adalah salah satu cara merekamendewasakan diri. Bisa jadi itu yang terbaik untuk mereka,..

Seharian mereka hangout dikota itu, tapi tetap saja muka asam Rin ke Drey masih saja sama. Hemtt,.. Padahal satu pasangan laiinya yaitu Icha dan Gansa nampak makin romantis aja dan itu berbalik dengan apa yang terjadi pada Drey dan pasangannya itu.
“Cha, aku mau crita sebentar dong,” ucap Soffi
“Iya sini Sof, duduk sama aku. Mau crita apa emangnya?,” tanya Icha
Soffi bercerita tentang rasa bersalahnya dengan Rin, karena kejadian semalam. Ia mengira bahwa Rin marah karenanya, ketika di tempat wisata tadi Rin juga nampak menghindar dari Soffi.
“Cha, kayaknya Rin ngambek sama Drey karena aku deh. Soalnya sikap dia ke aku juga agak beda,” kata Soffi
“Loh kenapa Rin musti cemburu sama kamu, bukannya ia tau kalau kita bertiga udah lama temenan. Jadi harusnya ia lebih paham dong kalau emang kamu jauh lebih deket sama Drey,” ujar Icha
Lagi seriusnya mereka mengobrol, ada aja kelakuan si Drey. Ia ngagetin Icah dan disaat Icha lagi megang secangkir teh. Alhasil tehnya jatuh dan pecahan gelasnya kena kaki Soffi. Sigapnya, si Drey langsung ambil kain dileher Icha (slayer) buat nutup luka Soffi.
“Sof, kamu gapap kan? Maaf ya, aku bener2 gak sengaja loh. Tadi tuh niatnya pengen bikin kaget nih anak. Eh malah jadi kayak gini,” ucap maaf Drey pada Soffi
Dan karena mendengar keributan diluar, Rin keluar kamar dan tepat saat Drey mengobati luka Soffi. Pas deh,..tambah marah jadinya :o
“Drey, itu Rin kenapa? Kok dia akhir2 ini agak beda?,”tanya Soffi
“Gatau Sof, aku sendiri aja juga bingung ngadepin dia yang kayak gitu. Tapi biarin deh, aku udah coba tanya sama dia kok tapi dianya gk ngerespon yaudah dong. Berarti bukan salah aku,” jawab Drey
“Jangan gitu dong, kamu musti ngomong baik2 sama dia. Tanya kenapa dia kayak gitu, jangan bikin dia makin marah ke kamu. Lagian kalian kan jarang ketemu, mungkin itu alasan kenapa dia jadi kayak gitu,” ucapIcha yang seolah nasehatin Drey
Four days later,..
Gak kerasa mereka udah semingu diBogor. Karena keburu sama tugas kuliah, mereka gamau mengulur waktu dan langsung move dari sana. Terus beraktifitas lagi dikampus.
Pagi hari dikampus,” Hay Drey,” sapa Icha sambil membawa 2 tas tenteng berisi laptop dan buku kuliah.
“Widih, udah kayak Dosen aja lu Cha. Banyak banget tuh buku, mau dijual ato gimana,” jawab Drey sambil menggoda Icha
“Ih, apaan sih. Ini tuh buat ntar presentasi sama Pak Ode (Dosen FKIP Sains UNJ),” tegas Icha
“Oh ya, gimana Rin. Udah baikan belum,” tanya Icha ke Drey
Dengan muka yang agak sedikit gak meyakinkan Drey menjawab pertanyaan Icha sambil ngeliat muka Icha secara tegang. Spontan itu bikin fikiran Icha kemana2, hatinya dag dig dug. Pandangannya yang gak kayak biasanya buat dian hampir ngefly,
“Heh, kamu ngapain ngeliatin aku kayak gitu. Ayo jawab, malah bengong,” kaget Icha
“Aku single Cha, kemaren kita mutusin buat sendiri2 dulu,” jawab Drey
“Whaatt? :o apaa,,. Kamu putus. Duh pukpuk ya boss :D,” Ucap Icha dengan nada mengejek
Mungkin berakhirnya hungan Drey ini jauh lebih baik, soalnya mereka juga LDR. Yang dimana katanya kalau LDR itu pasti gak langgeng kalau gak ada kepercayaan antara satu sama lain.
Putusnya hubungan Drey itu alah membuat Soffi dan ia makin dekat. Udah kayak orang kasmaran, tiap mereka ketemu rasanya adem banget. Duh bikin ngiri deh,.. tapi gak mungkin kalau misal merek akan jadi lebih dari sahabat. Gaperlu mereka pacaran, cukup jadi sahabat aja mereka udah deket banget malah lebih dari orang pacaran.
Hampir seminggu mereka gak ketemu, dan itu gara2 ada tugas awal semester yang banyaknya gak karuan. Paling mereka ketemu cuman ngobrol bentar trus sibuk masing2 lagi.
“Cha, hangout yuk. Nih otak butuh sela buat mikir,” ujar Drey melalui pesan singkat handphone genggamnya
“Bentar Drey, aku masih banyak tugas nih. Kamu ajak Soffi aja. Kemaren dia udah slesai tes tuh. Dia kan anak paling encer otaknya. Jadi tugas sebanyak apapun, pasti bakalan kelar sama dia,” jelas Icha
“Tapi gak seru kalau cuman kita berdua aja, kan biasanya kita bertiga,” kata Drey
Rencana Drey nampaknya tak disetujui oleh Icha, lalu ia mengajak Soffi dan ternyata ia ada waktu luang. Mereka pergi bersama kesebuah tempat hiburan. Karena Soffi suka banget sama pasar malem, Drey ajak Soffi ke pasar malem kawasan Jaksel.
“Udah lama ya Drey, kita gak kesini. Padahal dulu waktu masih SD kita sering banget ya kepasar malem,” ucap Soffi
“Iya, gak banyak yang berubah dari susana malam disini. Masih banyak pengunjungnya, malah sekarang lebih banyak wahana buat seru2an J,” jawab Drey
Mereka berdua udah kayak orang pacaran aja, sampai2 tukang jualan gulali bilang,” Mas, Gulali manis. Buat pacarnya tuh biar tambah manis,” celetuk Tukang jualan Gulali itu pada mereka saat seketika melintas didepan gerobak dagangannya.
Muka mereka nampaknya gabisa nahan rasa pengen ketawa plus rasa agak sedikit gimana gitu. Padahal mereka cuman temen tapi orang lain ngiranya mereka pacaran, emang mereka cocok banget gitu ya jalan berdua J Mungkin benar kata orang2 tadi, mereka mulai ada rasa sama kayak orang pacaran. Tapi mereka sama sekali belum sadar.
At Campus,...
Dilain tempat, ada yang lagi ngabekan nih, berbalik deh sama suasana yang lagi dirasain sama Drey dan Soffi.
“Cha, kamu kenapa sih. Kan aku udah jelasin ke kamu kalau aku tadi gabisa temenin kamu karna aku ada tugas sama Ria,” ucap Gansa yang meyakinkan Icha soal masalah tadi siang.
“Kan aku udah bilang, aku gasuka kamu kalau ngerjain tugas cuman berdua sama dia. Harusnya kamu bisa jaga perasaan aku dong,” tegas Icha sambil menatap mata Gansa sinis
Suasana panas diantara keduanya nampaknya akan berlangsung lama, Icha marah kepada Gansa lantaran ia tak suka melihat pacarnya itu yang terlalu dekat dengan Ria. Icha sudah pernah mergokin Gansa berdua sama Gansa direstoran dan Icha sudah kurang percaya dengan Gansa waktu itu.
“Ah, udahlah aku mau pulang dulu. Udah sore,” sahut Icha meninggalkan Gansa yang masih belum selesai menjelaskan semuanya pada Icha.
Tanpa sebuah jalan penyelesaian, Icha pergi meninggalkan Gansa dengan raut muka yang kecewa. Ia bahkan berjalan diiringi dengan tetesan airmatanya yang tak hentinya menetes. Ia tak peduli dengan orang yang melintas disekitarnya. Pandangannya hampir kosong karena terlalu memikirkan Gansa. Dan tak terkira ia jatuh pingsan ditepi taman kota dekat halte tempat ia menunggu bus.
“Cha bangun ini aku Drey,” ucap Drey sambil menaruh kepala Icha di pangkuannya.
Setengah sadar Icha menjawab suara yang terdengar rintih ditelinganya itu,” Aku dimana? Gansa mana?,” tanya Icha seperti orang kebingungan.
“Kamu tadi pingsan dijalan, kamu gak lagi sama Gansa kok. Kamu sendirian tadi. Terus ada bapak2 yang teriak minta tolong. Pas banget aku lagi dihalte nunggu bus, trus aku samperin kamu,” jelas Drey
Melihat kondisi Icha yang masih belum mendingan, Drey mengantar Icha pulang naik taxi.
“Loh, Icha kenapa Drey,” tanya tante Icha
“Icha tadi pingsan dijalan, mungkin dia kecapekan sama tugas kampus,” kata Drey sambil membaringkan Icha ditempat tidurnya
“Duh Cha, kamu tuh pasti capek sama kurang makan ya. Daritadi pagi dia gamau makan,” kata tante Icha
“Makan ya Cha, aku suapin. Dikit aja, tante bisa tolong ambilin makan buat Icha,” bujuk Drey dan meminta tlong tante Icha menyiapkan makanan untuk mengisi perut Icha yang kosong sejak tadi pagi
Meskipun sedikit tapi Icha tetap mau makan, serasa romatis deh. Si Drey nyuapi Icha, tambah romantis banget kalau yang nyuapin itu Gansa. Tapi sayangnya Gansa gatau apa yang terjadi sama Icha sekarang.
Sebulan berlalu, udah banyak perubahan diantara mereka. Kini Drey sudah resmi jadi pacar Soffi, baru sekitar 2 minggu mereka jadian. Dan Icha masih langgeng sama Gansa. Mereka berempat sering hangout bareng.
Tapi kali ini ada yang berbeda dengan Icha, mungkin karena ia merasa Drey sekarang udah beda. Ia lebih sering kumpul tapi cuman sama Soffi aja. Dan Icha ngeraa ia kayak dijauhin sama mereka berdua. Mungkin Icha cemburu kalau Drey temen baiknya jadian sama Soffi yang juga temannya sejak kecil.
Semua yang terjadi diantara mereka mungkin hanya rekayasa dunia semata, hati mereka yang lebih tau mana yang terbaik untuk dirinya. Cinta dan teman adalah dua hal yang saling terikat untuk membentuk kesungguhan hati dalam suatu tindakan. Aku, kau dan dia kita tetap akan jadi kita masing2 yang suatu saat akan berubah dengan kehadirannya

SELESAI